Sabtu, 24 April 2010

Yuk Mengenal Wisata Sejarah di Semarang


Bingung mengisi waktu liburan anak-anak? Coba deh, ajak mereka melakukan kegiatan yang bisa memancing mereka untuk lebih mengenal sejarah dan peradaban manusia.

Kota Semarang, Jawa Tengah, bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengajak anak-anak berwisata sejarah.

Banyak bangunan-bangunan peninggalan sejarah yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB) yang harus dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Wali Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Semarang Nomor 646/50 2 tanggal 4 Februari 1992.

Di lihat dari usianya, rata-rata bangunan-bangunan tersebut berusia lebih dari seratus tahun. Bangunan-bangunan yang sampai saat ini berdiri kokoh tersebut bisa menjadi sarana pengetahuan untuk anak-anak generasi masa kini.

Di antara sekian banyak lokasi bersejarah, berikut tempat-tempat yang bisa dijadikan sebagai wisata sejarah:

1. Kelenteng Sam Poo Kong

Kelenteng ini dibangun pertama kali pada tahun 1724 oleh masyarakat Tionghoa di Semarang, sebagai bentuk penghormatan kepada Laksamana Zheng He atau yang lebih dikenal dengan nama Laksamana Cheng Ho, yang dianggap sebagai leluhur mereka. Pada perkembangannya, Kelenteng Sam Poo Kong mengalami perubahan bentuk setelah dibangun kembali pada tahun 2002. Tak hanya sebagai tempat peribadatan, lokasi ini menjadi tempat kunjungan wisata tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga wisatawan mancanegara. Nama Sam Poo Kong diambil sebagai kehormatan buat Zheng He, yang berarti leluhur.

Di kelenteng yang berada di lahan seluas 3,7 hektar tersebut, terdapat kelenteng utama, yang di dalamnya terdapat gua yang diyakini menjadi tempat tinggal dan berlindung Zheng He saat terdampar di pantai Simongan, lokasi, yang kini berdiri kokoh, bangunan Kelenteng Sam Poo Kong.

Di ruangan terdapat tiga tempat pemujaan yang berdiri sendiri yakni:

A. Tempat sembahyang arwah Ho Ping. Arwah para pasukan armada Zheng He yang tidak bersanak keluarga yang mungkin belum memperoleh tempat di alam baka.

B. Tempat pemujaan Nabi Khong Tju. Tempat ini digunakan untuk mengenang dan menghormati Nabi Khong Tju, peletak dasar moral China.

C. Tempat Pemujaan Mbah Kyai Jangkar, digunakan sebagai alat konsentrasi dalam sembahyang.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Kelenteng Sam Poo Kong biasanya akan meningkat bersamaan dilangsungkannya acara-acara khusus, seperti Tahun Baru China, upacara mohon berkah setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Ada juga upacara menyambut Hari Ulang Tahun kedatangan armada pimpinan Laksamana Zheng He atau Sam Poo Tay Djien atau juga Sam Poo Kong.

Tahun ini perayaan ulang tahun kedatangan Zheng He akan memasuki usia yang ke-604 tahun. Perayaan tahun 2009 akan jatuh pada tanggal 19 Agustus mendatang.

2. Masjid Layur Semarang

Lokasi Masjid Layur terletak di Jalan Layur Kampung Melayu. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Semarang yang masih kokoh berdiri. Tak sulit untuk menemukan lokasi masjid ini. Dari arah Pasar Johar mengikuti jalur putar yang menuju arah kantor pos atau arah Stasiun Tawang. Dari rel kereta api di depan Jalan Layur, menara masjid sudah bisa terlihat dari kejauhan. Masjid tersebut dibangun pada tahun 1743 oleh penduduk yang sebagian besar menghuni kawasan tersebut berasal dari ras Melayu.

Hal yang unik dari masjid ini adalah bentuk bangunan yang kental dengan bangunan di Timur Tengah. Hal tersebut tampak pada menara yang berdiri kokoh di depan pintu masuk masjid. Adapun bangunan utama masjid bergaya khas Jawa dengan atap masjid susun tiga.

Dari gaya arsitekturnya, Masjid Layur merupakan percampuran dari tiga budaya yakni, Jawa, Melayu, dan Arab. Dari segi keasliannya, Masjid Layur masih seperti pertama kali dibuat. Hanya ada sedikit perbaikan dan penggantian pada bagian genteng dan penambahan ruang untuk pengelola di sisi kanan masjid.

Hingga saat ini, Masjid Layur masih dipergunakan oleh warga sekitar untuk beribadat.

3. Masjid Kauman

Masjid ini dijadikan sebagai Masjid Agung Semarang (MAS). Terletak di sebelah Pasar Johar Semarang. Masjid ini disebut-sebut sebagai masjid tertua yang ada di Jawa. Menilik catatan yang tertera dari prasasti di gerbang masuk masjid tertulis dalam bahasa Belanda, masjid ini sudah ada sejak tahun 1750 atau sekitar abad ke-18. Masjid ini diyakini sebagai masjid terbesar di Semarang pada zamannya. Di dalam masjid terdapat beberapa tiang beton raksasa sebagai penopang atap masjid. Terdapat pula mimbar khotbah yang terbuat dari ukiran kayu jati. 4. Gereja Blenduk

Salah satu gedung bersejarah yang cukup unik di Semarang. Berlokasi di Jalan Suari, yang dahulunya bernama Kerk Straat (Jalan Gereja).

Gereja Blenduk dikenal karena keistimewaan kubahnya yang mirip dengan kubah masjid. Kemudian, pada sisi bangunan, timur, selatan, dan barat terdapat portico atau serambi bertiang bergaya Dorik Romawi yang beratap pelana.

Gereja Blenduk dibangun pada tahun 1753, yang awalnya berbentuk rumah panggung Jawa. Kondisi tersebut bisa dilihat dari peta kota Semarang pada tahun 1756. Pada tahun 1787 rumah panggung dirombak total dan kembali mengalami perubahan tujuh tahun kemudian.

Baru tahun 1894, oleh H.P.A de Wilde dan Wetmas Gereja Blenduk mendapatkan bentuknya hingga saat ini.

5. Lawang Sewu

Salah satu tempat yang asyik untuk dikunjungi adalah Gedung Lawang Sewu atau Pintu Seribu. Penamaan ini diberikan oleh masyarakat sekitar lantaran gedung ini memilik banyak pintu. Tak diketahui pasti berapa tepatnya pintu yang terdapat di bangunan bekas kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS ini. 

Menurut Agus, salah satu pemandu wisata gedung tua Lawang Sewu, pamor Lawang Sewu mulai menonjol ketika dijadikan lokasi syuting Uji Nyali yang dipandu Harry Panca dan ditayangkan salah satu stasiun televisi. Gedung ini dianggap punya kekuatan mistis dan angker oleh masyarakat sekitar.  Meski begitu, bukan berarti gedung ini tak layak dikunjungi. Ornamen-ornamen bangunan tersebut masih orisinal, termasuk sebuah hiasan kaca patri di salah satu bagian bangunan bekas peninggalan zaman Belanda dahulu. Lawang Sewu dibangun pada tahun 1903 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.

Setelah masa kemerdekaan, gedung ini pernah dipakai untuk kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI). Karena nilai historis yang dimilikinya, Lawang Sewu oleh pemerintah kota dijadikan sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno yang harus dilindungi.

Nah, jika Anda berencana mengunjungi Kota Semarang, ada baiknya singgah di lokasi-lokasi di atas. Dijamin, Anda bisa berkesempatan menjelajah sebuah peradaban yang belum pernah Anda singgahi sebelumnya. Sebuah peninggalan dari zaman baheula. (EH)

 

Sumber :

http://travel.kompas.com/read/2009/07/01/15352560/yuk.mengenal.wisata.sejarah.di.semarang

1 Juli 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar